Ada banyak cara melarikan diri dari rasa jenuh saat menggarap tulisan. Menonton Youtube maupun film, main game, mendengarkan musik, dan tidur. Jika terlalu banyak melakukan kegiatan barusan, biasanya tulisan itu akan segera terlupakan dan sudah kehilangan minat untuk menyelesaikannya. Sejauh ini, bagi saya ada cara lain yang ampuh untuk meneruskannya. Membaca karya idola biasanya bikin… Lanjutkan membaca Upaya Menikmati Minggu Malam Sebelum Senin Datang
Tidak Ada Malam yang Lebih Kelam dari Hari Ini
Adakah yang lebih puitis dari bangun di tengah malam untuk membuang dosa? Kujawab, ada dan banyak. Tapi tak sebanyak manusia digital yang mampu membuang ponselnya ke hutan dan memilih tinggal di dalam gua. Adakah malam yang lebih kelam dari hari ini? Kali ini aku tak tahu harus berkata apa. Aku belum sanggup menengok masa depan.… Lanjutkan membaca Tidak Ada Malam yang Lebih Kelam dari Hari Ini
Obrolan di Dapur
Di dapur. Di dapur ibuku sedang mencuci piring. Di dapur ibuku sedang mencuci piring, sedangkan aku lagi menggoreng tempe. Sembari menunggu tempe itu matang, aku bertanya kepadanya, “Bu, gimana caranya nangis?” Ibuku menoleh dan melihat wajahku. “Kamu kenapa emang? Mau nangis karena belum dapet-dapet kerja tetap?” “Enggak tahu nih. Rasanya mau nangis aja.” “Udahlah, santai… Lanjutkan membaca Obrolan di Dapur
Monster dan Masa Lalu
Aku ingin kemarahanku menjadi api yang membakar semangatku. Bukan melukai orang lain, bukan pula menghanguskan rumah. Ada sesosok monster di tubuhku yang selalu lepas kendali ketika amarah itu meninggi. Aku takkan pernah bisa membunuhnya. Tapi aku tahu, aku dapat menjinakkannya. Jika ditangani dengan benar, dia tidak akan bikin onar. Dia akan memancarkan sinar yang mampu… Lanjutkan membaca Monster dan Masa Lalu
Medusa
Medusa, dari sekian banyak hewan, selain kecoa aku juga membenci ular. Aku tak pernah bisa menyembuhkan dongeng tentang iblis yang telah menular. Tapi bagaimana kalau aku jatuh cinta kepadamu, Medusa? Tubuhmu setengah ular, rambutmu pun tercipta dari untaian makhluk bersisik itu. Apakah ini artinya aku masih peduli dengan wujud? Mungkin, sangat mungkin, aku mengagumi dengan… Lanjutkan membaca Medusa
Aku Memang Tidak Tahu Malu
Sehabis membaca kitab puisi almarhum SS, Dan Kematian Makin Akrab, aku rasanya tidak berani lagi mengukir sajak di sini, di tempat ini, atau di mana pun. Aku pun sekarang bingung, kenapa bisa-bisanya menampilkan deretan kata busuk dengan jemawa. Yang mungkin akan membuat pencinta diksi tertawa sekaligus kecewa. Sebab di rumah ini, di kamar ini, tak… Lanjutkan membaca Aku Memang Tidak Tahu Malu
Kemurungan Fiksi
Fiksi membuatku hidup di dalam banyak dunia. Aku bisa menjadi siapa pun, termasuk engkau, tapi selalu gagal menemukan diri sendiri. Aku mendalami dirimu dengan sempurna, sampai-sampai lupa bahwa aku telah kehilangan tubuh. Pikiran begitu bebas dan liar. Meskipun sebenarnya aku terkurung di selembar dokumen, sebuah neraka yang kurancang sendiri untuk menghukum sisi jahat lainnya.